Jumat, 29 Agustus 2008

Selebritis di Bawah Bayang-bayang Transeksual

Selebritis di Bawah
Bayang-bayang Transeksual

Minggu, 6 November 2005
Dunia entertainment memang menggairahkan. Setiap insan yang terjun ke dunia ini ingin meraih ketenaran, tak terkecuali orang-orang yang mengalami kelainan seksual atau nama bekennya transeksual. Meski ada yang mencibir, kehadiran mereka nyatanya memberikan warna tersendiri bagi perkembangan dunia hiburan di Tanah Air.

Sore itu, ruangan Restauran Taliwang di kawasan Kasablanca, Jakarta Selatan, mendadak dipenuhi krue infotainment dan wartawan hiburan. Kehadiran mereka atas undangan Evodia A. Iswandi selaku Ketua Yayasan I Love You Darling, sebuah yayasan yang mewadahi kaum marginal. Kepada pers, Evodia menerangkan bahwa dirinya mewakili mereka yang mengalami masalah transeksual (kelainan seksual) merasa keberatan dengan penayangan sinetron berjudul Permana dan Permata. Apa pasal?

Menurut Evodia, beberapa adegan dalam sinteron yang menceritakan tokoh banci yang diperankan Jonathan Firzi dan Andre Stinky itu dianggapnya telah melecehkan kaum transeksual. "Cerita di sinetron itu tidak sesuai dengan kehidupan kaum transeksual yang sesungguhnya. Sinetron itu mengisahkan begitu mudahnya Jonathan dan Andre berubah prilaku dari seorang pria normal menjadi seorang waria hanya demi mendapatkan materi semata. Padahal, mereka yang mengalami masalah transeksual menjalani perubahan itu melalui sebuah proses, tahap demi tahap," papar Evodia.

Selain itu, lanjut Evodia, sinetron yang diproduksi Indika dan ditayangkan di TPI ini juga menampilkan adegan kekerasan, misalnya ketika Andre ditangkap Trantib. "Sinetron ini seakan memberitahukan kepada pemirsa, begitulah nasib kaum transeksual ketika ditangkap Trantib," lanjutnya.

Meski merasa tersinggung, Evodia tak ingin menggugat pihak Indika, meski pihaknya telah menggandeng pengacara kondang Rihut Sitompul, SH. "Ini hanya teguran saja buat Indika," katanya. Sementara itu, Sunia, salah satu nara sumber dari kalangan transeksual, menghimbau kepada pihak produser bila ingin membuat sinteron yang menampilkan tokoh peran banci atau sejenisnya sekiranya menggunakan jasa orang yang benar-benar mengalami masalah transeksual. "Sebab mereka lebih tahu kehidupan mereka yang sebenarnya, sehingga ketika memerankan tokoh banci atau sejenisnya terlihat lebih natural dan tidak dibuat-buat," kata Sunia.

Terkait pernyataan Sunia itu, kita tak bisa menafikan kenyataan bahwa orang yang hidup di wilayah abu-abu ini memang laris menjual acara. Lihat saja beberapa acara di televisi yang hampir selalu menyelipkan sosok banci untuk menghidupkan suasana.

Beberapa selebriti yang dikenal berpenampilan dan berprilaku kewanita-wanitaan mengungkapkan, perilaku yang mereka tonjolkan lebih kepada ingin menunjukkan jati diri mereka semata. Sikap yang sebagian orang dikatakan sebagai banci atau sejenisnya sedikit banyak menaikkan pamornya sebagai publik figur, bahkan membuat mereka kebanjiran order.

Ivan Gunawan, misalnya, designer yang makin kondang dengan keterlibatannya di beberapa film komedi mengatakan prilakunya yang kemayu dan feminin memang sudah gayanya dari sono. "Gue udah dari sononya kayak gini, bukan ikut-ikutan," aku Ivan jujur.

Lelaki bertubuh subur ini malah tidak menganggap prilaku femininnya sebagai kekurangan, malah sebaliknya ia menganggapnya sebagai anugerah karena kebanjiran order. "Belum tentu saya setenar sekarang kalau penampilan saya biasa-biasa saja," ungkapnya.

Senada diungkapkan Oscar Lawalata, desainer muda berbakat yang lebih dikenal karena penampilannya yang kemayu dan feminin. Oscar mengatakan, penampilannya yang feminin hanya sebagai upaya untuk menunjukkan apa adanya seorang Oscar. "Dari awal, saya ingin orang melihat saya apa adanya. Penampilan saya nggak pernah dibuat-buat, baik dalam bersikap maupun dalam berpakaian," ungkap pemilik butik berlabel Oscaroscar ini.

Lalu, bagaimana dengan anggapan di luaran yang mengatakan bahwa ia adalah seorang gay? "Saya memang berusaha tampil apa adanya, nggak dibuat-buat. Memang seperti inilah cara penampilan saya. Orang mau bilang saya feminin, orang mau bilang saya kayak bencong, yah terserah mereka. Yang pasti, penampilan saya yang kayak gay, sama sekali nggak menjamin perilaku seks saya pun jadi seperti itu," papar putra sulung artis Reggy Lawalata ini.

Oscar bahkan tak membantah opini yang terbentuk bahwa mereka yang menyandang sebutan banci adalah sebuah cacat yang menyalahi kodrat. Bagi Oscar anggapan tersebut tidak ada salahnya. "Saya nggak marah dibilang begitu. Saya punya prinsip, menerima diri saya apa adanya, karena kalau mengubah diri, saya rasa nggak mungkin," imbuh pria kelahiran Pekanbaru, 1 September 1977 ini.

Meski berprilaku kewanita-wanitaan, Oscar tetap memendam perasaan suatu saat ingin menikah dan memiliki keturunan. Namun ia menegaskan keinginan tersebut bukan hanya untuk status saja, tapi lantaran ia tidak ingin mengorbankan perasaan orang yang menjadi pasangan hidupnya.

Lain halnya sikap yang ditunjukkan entertainer serba bisa Dorce Gamalama yang memutuskan mengubah secara total wujudnya dari seorang lelaki menjadi seorang perempuan dengan cara melakukan operasi kelamin. Dorce yang memiliki nama lahir Dedi Ashadi memang sudah merasakan 'kelainan' sejak kecil. Dorce mengaku, meski bandel, sejak kecil sangat halus. Ia lebih suka bermain dengan anak-anak wanita dengan jenis permainan seperti congklak, karet gelang, bola bekel, dan sebagainya.

Meski akhirnya Dorce berhasil melakukan operasi kelamin perempuan dan statusnya diakui oleh negara, bukan berarti ia tidak mendapat cemooh dari masyarakat, khususnya dari kalangan tokoh agama. Ironisnya, di tengah derasnya kritikan yang diterimanya, Dorce malah kebanjiran order manggung di berbagai pentas hiburan.

"Biarlah keputusan saya mengubah status sebagai perempuan akan saya pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan kelak," kata Dorce dengan mengatakan sebagian uang yang diperoleh dari hasil menghibur masyarakat dipergunakan untuk membantu anak-anak fakir miskin dan kaum duafa.

Meski belum bisa dianggap sebagai profesi, kalau beruntung menjadi banci bisa juga membuat pamor seseorang naik. Seperti Jenny Stavia alias Avi, popularitasnya mencuat saat ia menjadi bintang dalam video klip album Naif bertajuk Posesif. Hanya saja Avi tidak bisa mensiasati ketenaran yang belum tentu diraih setiap orang tersebut. Narkoba menghancurkan karier yang dengan susah payah dirintisnya. (putra_leppindo)

Tidak ada komentar: