Jumat, 29 Agustus 2008

LOGIKA HACKER

LOGIKA HACKER

Aku sedang makan bombon hack. Tahu kan bombon rasa pedas yang legendaris itu. Sebenarnya sangat menyiksa. Tapi enaknya bisa menyegarkan tenggorokanku yang sedikit meradang. Mungkin sudah lama tidak teriak-teriak.

Lalu apa hubungannya bombon hack dengan hacker. Untuk itu silakan simak ulasan berikut.

Kembali aku menceritakan aku. Kembali aku menceritakan apa yang melintas di otakku. Saat ini aku sedang menunggu kiriman CD terbaru Mimi E=MC2. Mudah-mudahan cepat sampainya. Dan kalau kemudian aku merasa sedikit meloncat sana sini. Yah, maklum sajalah. Karena kalau tingkat intelejensia anda tidak standart, aku jamin akan susah mengikuti alur otakku yang liar, ganas, menusuk dan membongkar borok kita semua.

Dan kalau aku menulis tentang hacker, bukan berarti aku terlalu memikirkannya. Tidak sama sekali. Aku sedang asik-asik saja. Never better sebenarnya, karena CD E=MC2 tadi yang sudah bikin penasaran karena gak dijual di tempatku. Jadi, ada penasaran yang mengasikkan, disela-sela cari makan dengan jualan komputer yang semakin laris saja, ehm. Kemudian kerumunan teman-teman di sini yang semakin banyak saja setiap hari. Jadi semakin banyak banyolan banyolan baik yang ringan maupun yang berat yang bisa membuat aku tertawa sampai keluar air mata. Dan masalah hacker ini sebenarnya sih menurut aku, biarin saja.

Lalu, kalau aku menulisnya. Tak lain karena aku memang terlahir sebagai penulis. Tanpa FS pun aku menulis. Mungkin bisa menjadi warisan bagi anak cucuku (kalau aku sempat memilikinya). Logika saja, diumur 32 saja aku masih asik-asik saja menikmati hidup sendiri. Walau tentu saja tak tertutup kemungkinan untuk menikah di hari-hari berikutnya.

Dan kembali ke Logika. Aku menyadari satu hal. Aku melihatnya dari Request friend yang ada saja setiap hari. Kemudian juga dari pesan-pesan masuk, yang pasti ada saja. Dengan kunjungan orang ke FSku yang sudah melewati batas ambang fisikologi (hehehehe0 1000 ke atas. Padahal, disitu tertera ROUGHTORER HACKERCHASER….

Adakah seorang hacker yang mengaku hacker? Mungkin ada yang curiga aku hacker. Itu sudah pasti. Aku pedagang komputer, sehari hari bergulat dengan software. Tak bisa hidup tanpa internet. Tidurpun berbantal laptop (hahahaha). Kemudian terimakasih Tuhan, aku Kau berikan otak encer yang gampang saja buatku untuk mencerna sesuatu, bahkan isi-isi Firman Mu di Kitab Suci yang menurutku tak bakal terjangkau otakku yang semakin keropos ini. Namun itu tak memupuskan usahaku untuk memahaminya. Celakanya sampai pada suatu titik, aku menjadi seperti atheis tapi religius. Tentu saja ini tak benar.

Kembali ke hacker. Aku bersyukur ternyata lebih banyak teman-teman di FS yang mau memakai otaknya barang sejenak untuk tidak mempercayai kehackeranku. Dan, daripada capek menanggapi tudingan tudingan sinis, mengapa aku tidak mempopulerkan kata ‘Hacker’ saja? paling tidak di FSku yang banyak pengunjungnya.

Logikanya, walau aku sudah berteriak lantang, Aku Pencari Hacker. Kemudian aku tak sungkan-sungkan berteman dengan Hacker. Kemudian aku juga dianggap pernah menghack teman dari Soloku (hahahaha…. banyak yang ketipu juga Ri….). Mari kita bikin kata Hacker menjadi sesuatu yang netral.

Mari kita jadikan hacker itu lebih mulia dari pada koruptor. Hacker musuh orang yang Gaptek. Orang tidak kena hack kalau dia cukup tahu tentang hacking.

Adakah suatu kepuasan bila anda merasa mempunyai kemampuan/pengetahuan yang mumpuni dalam dunia IT, yang mau tidak mau membuat anda sudah masuk dalam kategori Hacker?

Dan aku kembali merasakan pedas yang nyaman dari bombon Hack yang sedang mengepulkan asap nyaman di tenggorokan. Begitulah aku anggap. Permen hack, persis Hacker. Pedas, dan kalau dihayati, ternyata bikin tenggorokan nyaman.

Sangat bagus belajar dari kesalahan. Sangat bijaksana belajar dari kesalahan orang lain. Sangat menguntungkan untuk mempelajari suatu kesalahan, menelaahnya dan membuat kita mungkin kebal atas aksi hack dari siapa saja.

Untuk menghindar dari Hack, bagaimanapun anda harus mempelajari bagaimana menghack. Anda mempelajari komputer. Anda mempelajari software. Anda belajar dunia ini setiap hari.

Pada awal-awal berkenalan dengan internet, mungkin yang kita cari adalah segala yang berkaitan dengan pornograpi. Lama-kalamaan hal ini membosankan. Apalagi kemudian kenyataan berbicara bahwa kita kerap kena spyware, virus dan adware dan lain-lain dari situr-situs penyedia pornograpi tsb.

Dan kita belajar dari kesalahan. Dari yang biasa main internet di Warnet, lalu lupa Log out di FS, kemudian kita menyadari bahwa FS kita diambil alih orang lain. Pengetahuan mesti ditebus dengan pengorbanan. Mungkin dengan sedikit kesialan.

Dan sekarang istilah yang lebih mengerikan dari virus (virus mah udah biasa…) adalah semakin banyaknya orang yang mengerti computer, internet dan bagaimana melakukan jebakan-jebakan untuk melumpuhkan sesuatu milik kita.

Mari kita ibaratkan ilmu hacking dengan Fisika, Biologi, Akuntansi atau Kimia. Ganesha, dewa Hindu yang ngotot untuk mengungkapkan pengetahuan tidak skeptis pada apa yang dinamakan pengetahuan. Apa itu ilmu, apa itu teknologi, yang kita kenal dengan nama sains.

Bahwa ilmu sebaik apapun bisa rusak ditangan manusia jahat, kembali menghempaskan kita pada kenyataan, bahwa tak ada yang tak bisa dirusak manusia. Fisika, Kimia, Biologi sudah terbukti menyelamatkan jutaan jiwa. Tapi ilmu ilmu ini juag menghasilkan Rudal, Bom Atom, Senjata Biologi, ranjau, dan senjata kimia.

Lantas apa yang disumbangkan hacker? Ingatlah Linux sebagai alternative OS oper source yang menjadi alternatif bagi Windows yang komersil. Pembuatnya ternyata hacker. Dan ini kadang kita lupakan. Karena kita adalah mahkluk Tuhan paling egois di muka bumi ini.

Kita hanya melihat ke ‘kemalangan-kemalangan’ pribadi dari peristiwa kena hack, kena virus dll. Padahal, kalau mau intropeksi dan jujur ke diri sendiri. Itu hanya bisa terjadi kalau anda tidak waspada. Itu hanya terjadi karena anda terlalu masa bodoh pada kemajuan ilmu informasi, programming, internet dsb yang sudah menjadi pemicu paling baru sekarang di dunia ini.

Dan, sadarkah kita bahwa mengetahui tata cara hacking tidak berarti membuat kita menjadi orang jahat? Pembuat Linux, aku lupa namanya, dengan kejeniusannya di dunia IT, tidak membuatnya harus memeriksa semua isi Friendster orang kok! Kembali ke logika dan nurani. Memiliki kemampuan untuk menghancurkan bukan berarti membuat seorang manusia harus menghancurkan.

Dan hacker, mungkin sekarang menjadi momok. Karena kita jarang memakai logika dalam memaknai kata itu. Mau apa lagi? Inilah jaman yang kita hadapi. Semuanya tinggal kepada kebijaksanaan anda. Karena sampai hari ini pun aku yakin, bahwa kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan lah yang benar-benar membuat kita berbeda di muka bumi ini.

Bila anda sudah ditempel anggapan skeptis pada hacker, dan emoh tahu tentang kerjaan jahat itu, tak heran suatu hari anda dihack orang yang nuraninya lemah. Bila anda peduli, paling tidak melihat hacker sebagai kegiatan yang biasa-biasa saja. tak jauh beda dengan istri, ibu atau pembantu anda yang mencuri dengar pertengkaran anggota keluarga anda yang lain. Dan anda mau ‘mempelajarinya’ (jangan berjengit dulu…) setidaknya mengerti cara kerja, metode dan kemungkinan yang akan dilakukan seorang hacker. Selamat! anda adalah hacker dalam training. Tapi aku yakin, anda juga punya nurani. Tidak harus anda menghack orang lain kan?

Dan aku sedikit tersanjung dianggap hacker. Paling tidak aku dihargai karena otakku, bukan pada fisikku yang menantang birahi.

Kalau FSku di hack gara-gara tulisan ini, aku akan bikin sepuluh lagi sekaligus. Dan sadar bahwa aku kalah.

Tidak ada komentar: